Siwindumedia.com – Terpidana kasus korupsi proyek Hambalang, Anas Urbaningrum akhirnya resmi bebas dari Lapas Sukamiskin Kota Bandung, Jawa Barat pada Selasa (11/4/2023). Anas keluar dari penjara pada siang hari sekitar pukul 13.35 WIB.
Setelah keluar dari Lapas Sukamiskin Anas langsung disambut oleh ratusan simpatisannya dalam menyambut bebasnya eks Ketua Umum Parta Demokrat Tersebut. Ia terlihat mengenakan kopiah dan baju berkelir putih. Lantunan selawat badar menyambut keluarnya Anas dari balik jeruji besi.
Dengan kepala Lapas Sukamiskin yang mendampingi, Kunrat Kasmiri, Anas Urbaningrum menyampaikan pidato di depan ratusan simpatisannya.
Berikut ini poin-poin pernyataannya Anas Urbaningrum yang berhasil dirangkum dari Pidatonya kepada para simpatisannya.
Ucapkan terimakasih kepada Ketua Lapas Sukamiskin
Anas yang mengawali pidato di depan simpatisannya mengucap banyak terima kasih kepada simpatisannya, kolega, juga sanak keluarganya. Tidak lupa ia juga mengucap terima kasih kepada Ketua Lapas Suka Miskin, Kunrat Kasmiri.
“Terima kasih, saya diantar oleh pak kepala sekolah saya, Kalapas Pak Kunrat,” ucap Anas membuka pidatonya.
Bangga dan bahagia disambut kolega dan simpatisan
Anas Urbaningrum mengaku sangat bahagia dan bangga karena disambut banyak orang. Ia juga menyampaikan banyak terima kasih kepada para simpatisan serta kolega politiknya yang turut hadir menyambut kebebasannya di Lapas Sukamiskin. Mereka di antaranya adalah Ketua DPW Partai Nasional Demokrat (NasDem) Jawa Barat, Saan Mustopa, kader PDIP Rifqi Karsayuda, Ketua PKN, Gede Pasek Suardika, dan lainnya.
“Terima kasih kepada sahabat-sahabat yang telah hadir. Ada Saan Mustopa, Rifqi Karsayuda, adek-adek PB HMI, Gede Pasek Suardika, dan banyak lagi yang lainnya,” kata Anas.
Tak punya niat balas dendam
Dalam pidatonya, Anas mengatakan bahwa Ia tak ingin mendatangkan permusuhan dan balas dendam. Ia mengatakan, kebebasannya bukanlah sebagai awal mula permusuhan atau pertentangan dengan orang-orang yang menganggapnya sebagai musuh politik.
“Mohon maaf kalau ada yang berpikir saya keluar, merdeka, bebas ini mendatangkan permusuhan, pertentangan, tidak,” ujar Anas.
Anas juga menambahkan bahwa tidak ada kamus pertentangan dalam benaknya. Ia hanya terus berusaha menjunjung tinggi asas perjuangan keadilan untuk Indonesia lebih baik lagi ke depannya.
“Tidak ada kamus pertentangan permusuhan, tetapi kamus saya adalah perjuangan keadilan,” lanjut Anas.
Menyinggung skenario yang membuatnya masuk penjara
Anas juga meminta maaf kalau saja ada orang yang sengaja menyusun skenario besar dengan cara memasukan dirinya ke jeruji penjara agar karir politiknya hancur. Sedangkan pada kenyataannya, kata dia, skenario tersebut terbukti gagal.
“Jadi sungguh saya mohon maaf, kalau ada yang menyusun skenario besar dengan saya dimasukkan dalam waktu lama di tempat ini, menganggap bahwa Anas sudah selesai,” ujar Anas.
Jika ada yang merasa termusuhi, hal itu merupakan konsekuensi perjuangan keadilan
Dalam pidatonya lagi Anas mengatakan bahwa tidak ada kamus pertentangan dalam hati dan pikirannya. Ia hanya terus berusaha menjunjung tinggi asas perjuangan keadilan agar bisa Indonesia lebih baik lagi ke depannya. “Tidak ada kamus pertentangan permusuhan, tetapi kamus saya adalah perjuangan keadilan,” ujar Anas Urbaningrum.
Anas juga menambahkan kalau ada orang yang merasa termusuhi, maka itu merupakan sebuah konsekuensi dari asas keadilan yang dipilihnya. “Andai dalam perjuangan keadilan itu ada yang merasa termusuhi, mohon maaf itu bukan karena saya hobi bermusuhan. Itu karena konsekuensi perjuangan keadilan. Jadi sikap saya adalah sikap persaudaraan, sikap persahabatan. Itu mau saya garis bawahi,” tegas Anas.
Penjara tak membuat Anas patah semangat
Dalam pidatonya, Anas juga menyatakan, jeruji besi penjara tak lantas membuat dirinya patah semangat. Justru, penjara lah yang justru membuat Ia semakin kuat karena hasil kontemplasi dan perenungan mendalam.
“Mohon maaf bila ada yang berpikir bisa memisahkan saya dari gerak hidup dan denyut nadi Indonesia yang kita cintai. Karena ikatan batin, rasa, nilai, spirit semangat, komitmen dan keberanian untuk terus melangkah maju itu akan membuat yang berpikir seperti itu mohon maaf itu seperti orang tidur di siang bolong,” ucapnya.
Memohon maaf kalau ada yang berpikir saya mati membusuk
Terakhir Anas juga meminta maaf, akan tetapi dalam ungkapan yang sedikit menyindir. Menurutnya, ada sebagian orang yang menganggap jika Ia akan berakhir mengenaskan di balik jeruji penjara. Akan tetapi hal tersebut tidak terbukti karena nyatanya Ia bisa bebas hari ini.
“Mohon maaf kalau ada yang berpikir bahwa saya di tempat ini mati membusuk. Kalau ada yang berpikir saya di tempat ini menjadi bangkai fisik dan bangkai sosial, minta maaf bahwa itu alhamdulillah tidak terjadi,” ujar Anas dalam pidatonya.