Siwindumedia.com – Menjelang berakhirnya Ramadhan tahun 1444 Hijriah, akan ada fenomena langka yang terjadi di Indonesia. Fenomena tersebut adalah fenomena gerhana matahari cincin dan Hibrida.
Dalam sebuah unggahan video Snack Video yang diunggah oleh akun @CAMPURAN1982, Sabtu 15 April 2023, menyebutkan pada akhir Ramadan 1444 H, akan ada fenomena gerhana matahari langka.
Dalam narasinya, fenomena gerhana matahari langka tersebut dikatakan oleh peneliti pusat antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Andi Pangeran.
Andi Pangeran mengatakan fenomena langka gerhana matahari diperkirakan terjadi menjelang Hari Raya Idul Fitri 1444 H atau tepatnya tanggal 20 April 2023.
Masih dikatakan dalam narasi video tersebut, seorang peneliti dari BRIN lainnya Johan Muhammad juga mengungkapkan gerhana matahari yang akan terjadi nanti merupakan gerhana yang sangat spesial.
“Karena gerhana matahari berupa matahari hybrid yang jarang terjadi,” kata narasi video unggahan @CAMPURAN1982.
Mengutip langsung dari laman BMKG, Gerhana Matahari Hibrida terjadi ketika Matahari, Bulan, dan Bumi berada dalam satu garis. Hal ini membuat piringan Bulan lebih kecil dari Matahari dan tempat lainnya saat piringan Bulan sama dengan Matahari, serta bisa teramati dari Bumi.
Saat fase puncak Gerhana itu terjadi, Matahari akan terlihat seperti cincin di tempat tertentu. Sedangkan untuk di wilayah lainnya bisa menyaksikan Matahari seakan tertutup seutuhnya oleh Bulan.
Dijelaskan juga dalam unggahan video tersebut, fenomena gerhana matahari Hybrid ini dapat diamati di beberapa Indonesia bagian tengah dan Indonesia bagian timur.
Sedangkan, mulai dari Indonesia bagian tengah ke Indonesia bagian barat akan terjadi fenomena gerhana matahari parsial atau sebagian.
Di akhir-kahir video, narator juga mengatakan fenomena gerhana matahari langka tersebut tidak membahayakan.
Namun, perlu diingat fenomena gerhana matahari tersebut tidak dapat dinikmati secara langsung, tanpa filter matahari.
“Karena bisa berimbas pada kerusakan retina mata anda,” kata narator.
Hal tersebut sama seperti pernyataan yang disampaikan oleh Tim Planetarium dan Observatorium UP PKJ TIM. Berikut ini bunyi keterangan tertulisnya “Dalam pengamatan, jangan sekali-kali melihat secara kasat mata ke arah Matahari ataupun fenomena yang menyertainya seperti gerhana Matahari.”
“Selain itu, warga juga bisa membuat kamera lubang jarum atau pinhole camera menggunakan kardus bekas yang dilubangi dan ditutup dengan aluminium foil, serta dilubangi sedikit.” lanjutnya.
Unggahan video dari Snack Video dari akun @CAMPURAN1982 ini telah ditonton ratusan ribu tayangan dan mendapat ribuan komentar dari warganet.