Siwindumedia.com – Dengan menggandeng lembaga Survei Jamparing Research, KPU Kabupaten Kuningan melakukan kegiatan Focus Grup Discussion (FGD) menghadirkan Divsos PPK se-Kabupaten Kuningan. Acara berlangsung di Aula KPU setempat, Senin (17/4/2023).
Kegiatan FGD ini diinisiasi oleh Dudung Abdu Salam MPd selaku Kadiv Sosdiklih, SDM dan parmas KPU Kuningan. Adapun narasumber yang dihadirkan, antara lain Asep Mahfudin MKom (Ketua RTIK Kuningan), Topic Offirtsson MPd MSi (Peneliti Jamparing Research), dan juga Dudung Abdu Salam dari pihak KPU. Peserta diskusi merupakan Kadivsosdiklih PPK se-Kabupaten Kuningan.
Diskusi tersebut, menurut Dudung bertujuan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat Kuningan dalam Pemilu 2024. Partisipasi masyarakat bertujuan guna menyebarluaskan informasi Pemilu atau pemilihan.
Disamping itu juga, guna meningkatkan pengetahuan pemahaman dan kesadaran masyarakat, tentang hak dan kewajiban dalam pemilu dan pemilihan, serta meningkatkan partisipasi pemilih dalam pemilu dan pemilihan.
Dalam beberapa kali event Pemilu maupun pemilihan, sebut Dudung, tingkat partisipasi masyarakat di Kabupaten Kuningan masih memiliki problematika, dengan belum mampu mendapatkan angka partisipasi yang ditetapkan KPU.
“Pada Pemilu 2019, KPU RI menetapkan standar minimal partisipasi sebesar 77,5 %, dan Kabupaten Kuningan baru menyentuh angka 74,11 % atau masih kurang 3 digit dari standar minimal,” kata Dudung.
Dalam pelaksanaan Pemilu 2024, menurut Dudung, tentu saja capaian pada 2019 ini menjadi cambuk bagi KPU dan semua pihak untuk bisa meningkatkan angka partisipasi yang maksimal. Karena angka partisipasi yang baik menjadi salah satu indikator proses demokrasi berjalan baik, sebagaimana diketahui angka partisipasi tahun 2024 ditingkatkan diangka 80%.
Disebutkan Dudung, tantangan partisipasi masyarakat dalam Pemilu 2024 cukup berat. Antara lain banyak tahapan yang beririsan, hari H pencoblosan mendekati bulan Ramadhan, dimana untuk sebagian masyarakat di Kabupaten Kuningan yang kegiatannya di luar kota (urban) tentu sangat dimungkinkan untuk tidak pulang, jika kesadaran politiknya atau sudah tidak akan menyalurkan hak pilihnya, atau apatisnya sebagian masyarakat terhadap pesta demokrasi.
Materi kedua disampaikan peneliti Jamparing Research, Topic Offirtsson. Berdasarkan hasil survei JR yang baru saja dilakukan, tingkat pengetahuan warga Kuningan akan pelaksanaan pemilu 2024 di kisaran 74 %.
“Sesuai dengan hasil survei yang telah di lakukan bulan februari lalu oleh kami, tingkat pengetahuan warga Kuningan akan pelaksanaan pemilu 2024 di kisaran 74 %. Oleh karena itu, KPU wajib menggebyarkan sosialisasi ke semua segmen,” saran Topic.
Materi selanjutnya disampaikan Asep Mahfudin selaku Relawan TIK. Diungkapkan, penggunaan media sosial saat ini begitu dominan. Hampir semua usia sudah mengenal dan menggunakan perangkat teknologi informasi.
“Oleh karena itu, KPU harus memaksimalkan proses sosialisasi di media sosial, seperti WA, IG, FB, Youtube dan lain-lain. Karena tahun 2024, pemilih generasi Z sangat dominan hampir di angka 35 % dari total pemilih,” ungkap Asep menyarankan juga.
“KPU juga harus mengedukasi penyebaran berita bohong atau hoax yang banyak terjadi di even politik,” imbuhnya.