SiwinduMedia.com – Kondisi cuaca ekstrem berpotensi terjadi pada masa arus mudik dan arus balik Lebaran 2023. Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyampaikan bahwa cuaca ekstrem diperkirakan akan terjadi selama beberapa periode di sejumlah wilayah di Indonesia. Cuaca ekstrim ini terjadi mulai dari 15 April 2023 sampai 5 Mei 2023.
BMKG (Badan Meteorologi dan Klimatologi), mengumumkan sinar Ultraviolet (UV) kategori ekstrem bakal melanda sejumlah wilayah di Indonesia Selasa (25/4/2023), terutama di DKI Jakarta.
Berdasarkan data BMKG yang diunggah dalam laman resmi instagramnya, Senin (24/4/2023), paparan sinar UV akan mulai berlangsung pada pukul 09.00 WIB. Sehingga masyarakat diminta untuk berhati-hati dan tidak lupa menggunakan tabir surya (sunscreen) saat beraktivitas.
“Iya harus pakai sunscreen kalau beraktivitas di luar,” ujar Kepala Pusat Layanan Iklim Terapan BMKG Ardhasena Sopaheluwakan.
Paparan sinar UV diperkirakan mereda untuk seluruh wilayah Indonesia mulai pukul 16.00 WIB. Pada saat itu, statusnya sudah dinyatakan hijau atau berisiko rendah.
Pada pukul 17.00 WIB, diperkirakan sudah tidak ada risiko paparan sinar UV. Paparan sinar akan bergerak ke wilayah Timur, Tengah, dan Barat Indonesia. Puncaknya terjadi secara berbeda sesuai dengan waktu di wilayah masing-masing.
Melalui unggahan di akun Instagram @infobmkg, BMKG memperlihatkan indeks sinar UV di seluruh wilayah Indonesia mulai pukul 06.00-17.00 WIB. Unggahan tersebut secara jelas menunjukkan ketika wilayah Indonesia dari ujung Barat sampai Timur “memerah” pada pukul 11.00-13.00 WIB.
Koordinator Bidang Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG Hary Tirto Djatmiko membeberkan sejumlah faktor yang menyebabkan tingginya paparan sinar UV yang masuk ke Bumi.
Secara umum banyaknya sinar UV yang mencapai Bumi akan dipengaruhi oleh beberapa faktor,” kata Hary dikutip Kompas.com, Senin lalu (24/4/2023).
Lantas, apa saja faktor yang memengaruhi tingginya indeks sinar UV yang masuk ke Bumi? Berikut penjelasannya:
- Sudut datang sinar Matahari : Semakin tegak maka sinar UV akan lebih banyak sinar UV-nya.
- Posisi lintang tempat : semakin ke kutub maka sinar UV akan lebih kecil.
- Tutupan awan : semakin banyak awan maka sinar UV yang sampai ke Bumi lebih kecil.
- Ketinggian : semakin tinggi suatu tempat maka sinar UV yang diterima lebih besar.
- Lapisan ozon : semakin banyak ozon di lapisan atmosfer maka semakin baik menyaring sinar.
- UV Pantulan pada permukaan Bumi: semakin dapat memantulkan cahaya maka semakin sedikit sinar UV yang ada di permukaan Bumi.
Kategori indeks sinar UV Lebih lanjut, Hary juga menjelaskan unggahan BMKG yang menunjukkan indeks sinar UV di Indonesia tinggi ketika siang hari, terutama pukul 11.00-13.00 WIB. Ia menerangkan bahwa pola harian indeks sinar UV berada pada kategori “low” di pagi hari. Sinar UV akan mencapai kategori “high”, “very high”, hingga “extreme” ketika intensitas radiasi Matahari paling tinggi antara siang sampai menjelang sore hari.
Sinar UV bergerak turun kembali ke kategori ‘low’ di sore hari. Kategori ini mengindikasikan besarnya intensitas radiasi sinar UV dari sinar Matahari yang dirasakan di permukaan,” jelas Hary.
Panas yang terjadi di beberapa daerah di Indonesia memang sudah diluar batas normal. Meski demikian, BMKG menyebut hal ini bukanlah karena gelombang panas.
Memang, gelombang panas ini dilaporkan negara-negara seperti Bangladesh, Myanmar, India, China, Thailand dan Laos. Berdasarkan analisis, kenaikan suhu udara di negara ini mencapai lebih dari 40 derajat Celsius.
Dari informasi yang ditulis dalam video, aspal meleleh itu terjadi di Surat, India. Banyak kendaraan terjebak di jalanan, bahkan ada sepeda motor yang ‘terkunci’ di jalanan karena lengketnya lelehan aspal.
Satu video jurnalistik tengah ramai ditonton netizen, memperlihatkan aspal jalanan meleleh. Akibat kejadian itu, beberapa kendaraan alami masalah hingga sandal pengendara motor terjebak di lelehan tersebut.
Kejadian ini diduga akibat cuaca panas ekstrem (hear wave) yang sedang melanda India. Di negara itu, suhu mencapai lebih dari 40 derajat celcius. Efek dari cuaca panas di India tidak hanya membuat aspal meleleh, tapi menyebabkan 11 orang meninggal dunia.
Video ditayangkan di laman berita Times of India, kemudian disebarkan ulang oleh akun Twitter @TMIHARINI. Hingga berita ini dimuat, penonton video itu sudah mencapai 791 ribu lebih.