Siwindumedia.com – Wisata Kuningan tak hanya menawarkan keindahan alam, namun juga sejarahnya. Diantaranya yaitu ada Taman Purbakala Cipari.
Tak hanya dikenal memiliki banyak tempat wisata dengan panorama alam yang indah dan sejuk.
Kuningan juga memiliki tempat wisata bersejarah yakni Taman Purbakala Cipari. Sesuai namanya, Taman Purbakala Cipari memiliki sejumlah hal-hal yang diperkirakan sudah ada sejak jutaan tahun lalu.
Baca Juga:
Situs Taman Purbakala Cipari Sepi Pengunjung, Pengelola : Saya Khawatir Dilupakan Begitu Saja
Museum Situs Taman Purbakala Cipari berdiri pada tahun 1971. Didirikan oleh Bapak Wijaya selaku pemilik tanah seluas 7000m² di Kelurahan Cipari Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan.
Berawal dari temuan jenis batuan yang mirip dengan batu yang pernah dipamerkan di Gedung Paseban Tri Panca Tunggal Cigugur.
Penemuan ini kemudian dilaporkan dan ditindaklanjuti oleh lembaga Purbakala dan Peninggalan Nasional di Jakarta.
Rokiman, salah satu pengelola Taman Purbakala Cipari kepada Siwindumedia.com, Rabu (26/7/2023), menceritakan bahwa situs kepurbakalaan Cipari pertama kali didirikan karena adanya temuan sebuah peti kubur batu, yang ditemukan sekitar tahun 1972 dalam sebuah penggalian percobaan.
Dibawah pimpinan Teguh Asmar MA, dari Direktorat Sejarah dan Purbakala, penggalian ulang dilakukan kembali pada tahun 1975.
“Pada tahun itu ditemukan peti kubur yang kedua, perkakas batu, perunggu, gerabah, dan berkas-berkas bangunan masa prasejarah,” ujar Rokiman.
Dalam penelitian ini juga ditemukan altar batu, dolmen, lumpang batu dan batu dakon. Benda-benda itu dibuat dari batu dengan ukuran besar dan tunggal atau monolit.
Dari adanya temuan itu, hal ini mengindikasikan bahwa situs ini sudah ada dari sekitar 1000 sampai 500 tahun sebelum masehi. Satu masa bercirikan neolitik dengan tradisi megalitik.
Ada juga yang mengatakan bahwa masa ini disebut dengan masa perundagian (paleometalik atau perunggu-besi) dengan tradisi megalitik.
“Dimana pada masa ini, telah mengenal bercocok tanam dan organisasi yang baik beserta kepercayaan nenek moyangnya dengan adat mendirikan batu-batu besar yang disebut Megalit,” sambungnya.
Jenis batuan yang ada di situs Cipari khususnya, kata Rokiman dibuat dari jenis batuan Andesit yang berbentuk sirap.
Dalam peti kubur batu, tidak ditemukan kerangka manusia. Ini dikarenakan posisi peti kubur batu, ada diketinggian 661m dari permukaan laut. Sehingga tingkat keasamannya tinggi, tidak bisa mengawetkan organik terutama tulang. Hanya terdapat bekal kubur yang berupa kapak batu, gelang batu dan gerabah.
“Dari penemuan barang yang ada, untuk daerah Kuningan dari jenis manusia purbanya sendiri sudah dipastikan masuk jenis homo sapien. Karena di masa Neolitik dan awal pengenalan bahan perunggu, kebudayaannya sudah maju. Telah mengenal bercocok tanam dan organisasi yang baik,” ucap Rokiman.