SiwinduMedia.com – Masigi Sapu Angin Sadalu atau Masjid Bondan merupakan salah satu saksi sejarah masuknya agama Islam di Indramayu, Jawa Barat. Sesuai namanya, Masjid ini konon dibangun dalam waktu satu malam oleh seorang wali sakti yang memiliki ilmu sapu angin.
Masjid ini dibangun pada tahun 1414 Masehi, dibangun oleh Syech Bayanila atau Syekh Datul Kahfi yang dikenal Pangeran Atas Angin, seorang penyebar agama islam dari Yaman.
Dia diyakini memiliki ilmu sapu angin, karenanya Masjid Kuna Bondan juga dikenal dengan nama Masjid sapu angin.
Masjid Kuna Bondan yang terletak di Blok Sapu Angin, Desa Bondan, Kecamatan Sukagumiwang, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.
Karena telah berusia ratusan tahun, saat ini masjid tersebut mulai dipugar oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Indramayu. Hal itu karena beberapa bagian masjid sudah mengalami kerusakan.
Bangunan bersejarah yang termasuk dalam cagar budaya itu merupakan bukti peninggalan arkeologi syiar Islam masa lalu. Hingga saat ini masjid masih berdiri, dan dimanfaatkan masyarakat Desa Bondan dan sekitarnya sebagai tempat beribadah.
Seiring perjalanan waktu, dari pantauan Siwindumedia.com, kondisi Masjid Bondan sekarang. Terlihat dibeberapa bagian material, khususnya yang terbuat dari bahan dasar kayu, seperti atap yang terbuat dari sirap, rangka dan dinding kayu semakin lama semakin rapuh.
Melihat hal itu, masyarakat Desa Bondan, Kecamatan Sukagumiwang mengusulkan bantuan dana untuk pemugaran masjid ke Pemkab Indramayu.
Usulan masyarakat didukung instansi terkait, dan direspon positif oleh Pemkab Indramayu. Melalui Bupati Hj Nina Agustina Bachtiar, Pemkab Indramayu mengucurkan bantuan anggaran sebesar Rp200 juta.
Ketua Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kabupaten Indramayu, Dedy S Musashi, SS didampingi Arsitektur Cagar Budaya, Nurhidayah ST MT, mengapresiasi kepedulian Bupati Indramayu Hj Nina Agustina terhadap salah satu peninggalan arkeologi dari masa Islam yang masih dijaga dan dimanfaatkan masyarakat setempat.
Kepada SiwinduMedia.com, Dedy mengungkapkan, jarang sekali bangunan yang terbuat dari material kayu yang telah berusia ratusan tahun masih bertahan hingga saat ini. Tentunya hal tersebut berkat kepedulian masyarakat Desa Bondan dan sekitarnya yang telah bersama-sama menjaga peninggalan bangunan sejarah masa lalu.
“TACB Kabupaten Indramayu sangat berterima kasih kepada Bupati Indramayu, Ibu Nina Agustian Bachtiar yang sudah mengalokasikan anggaran pemugaran serta keberlangsungan masjid Kuna Bondan ini,” ungkapnya.
Dikatakan, pemugaran tahap awal Masjid Kuna Bondan dialokasikan Pemkab Indramayu sebesar Rp200 juta. Prioritas pemugaran dilakukan pada atap sirap dan kayu-kayu Masjid yang sudah keropos, serta pembersihan memolo masjid.
“Pemugaran ini kita akan awasi secara detil terhadap penggunaan bahan penggantinya, seperti tidak merubah bentuk maupun bahan. Termasuk tidak boleh ada penambahan ornamen yang akan menghilangkan keaslian bangunan,” kata Dedy.
Sementara itu, Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Indramayu, Hj Uum Umiati, didampingi Pamong Budaya, Suparto Agustinus, mengatakan, Pemkab Indramayu sangat mendukung program pemugaran obyek cagar budaya yang ada di wilayah pemerintahannya itu.
“Meski dengan anggaran terbatas, pemerintahan Ibu Bupati Nina Agustina ini sudah memberikan perhatian khusus terhadap tinggalan-tinggalan budaya yang ada,” ujarnya.
Uum menambahkan, selain pemugaran Masjid Kuna Bondan, tahun ini akan dilakukan kajian cagar budaya bersama TACB Kabupaten Indramayu terhadap dua bangunan masa kolonial Belanda, yakni bangunan eks Asisten Residen atau lebih dikenal dengan Gedong Duwur dan bangunan Asrama Tentara di Desa Penganjang, Kecamatan Sindang.