Siwindumedia.com – Taman Nasional Gunung Ciremai atau biasa disingkat TNGC adalah satu diantara sekian banyak taman nasional yang ada di Pulau Jawa. Keunikan dari taman nasional ini adalah keberadaan Gunung Ciremai, yakni gunung api yang dikenal sebagai gunung paling tinggi di Jawa Barat.
Selain itu, kawasan Mount Ciremai National Park juga sangat kaya akan keragaman flora dan fauna. Mulai dari jenis yang sering ditemukan, liar, hingga fauna langka membentuk habitat di TNGC. Oleh sebab itu, kawasan ini juga berfungsi sebagai lokasi konservasi.
Taman Nasional Gunung Ciremai dikenal sebagai habitat beberapa jenis satwa langka diantaranya adalah Kodok Merah (Bleeding Toad), Macan Kumbang (Panthera pardus melas), Elang Jawa (Spyzaetus bartelsi) dan Surili (Presbytis comate).
1. Kodok Merah
Bleeding Toad atau Kodok Merah adalah binatang paling rentan terhadap perubahan cuaca, kodok ini juga merupakan binatang yang sangat peka terhadap perubahan lingkungan seperti polusi air, perusakan hutan, perubahan iklim. Karena kepekaan mereka, Kodok merah dapat dijadikan indikator perubahan lingkungan.
Spesies ini hanya hidup pada aliran sungai yang masih bersih dengan sempadan sungai yang masih alami dimana tutupan tajuknya mencapai 90% sehingga intensitas matahari yang sampai ke permukaan tanah sangat sedikit. Spesies ini juga dapat dijadikan sebagai indikator bahwa lingkungan tempat tinggalnya masih baik. Spesies ini hanya hidup pada ketinggian 1.200 – 1.700 mdpl.
Di kawasan TNGC hanya ditemukan sekitar ratusan ekor saja, yang tersebar pada 5 lokasi lingkup SPTN Wil. I Kuningan yaitu di Blok Kopi Wakuwu; Ipukan; Kopi Padarek; dan Kopi Bojong. Ancaman yang saat ini berpotensi mengganggu keberadaan habitat dan populasi kodok merah di kawasan TNGC adalah aktifitas wisata khususnya di aliran Curug Cisurian dan Buper Ipukan.
2. Macan Kumbang
Macan Kumbang atau yang biasa dikenal juga dengan nama Macan tutul jawa (Panthera pardus melas) adalah salah satu subspesies dari macan tutul yang hanya ditemukan di hutan tropis, pegunungan dan kawasan konservasi Pulau Jawa, dan beberapa wilyah di Indonesia.
Macan tutul jawa adalah satwa endemik Provinsi Jawa Barat. Macan tutul jawa merupakan satu-satunya kucing besar yang masih tersisa di pulau Jawa.
Hewan ini merupakan hewan karnivora besar yang langka di Indonesia. Populasinya terancam akibat hilangnya habitat dan perburuan ilegal.
Dengan hadirnya Taman Nasional Gunung Ciremai sebagai zona konservasi, peluang untuk melindungi spesies macan kumbang semakin terbuka.
Dengan bulu bintik-bintik khasnya, macan kumbang menjadi mudah dikenali. Sebagai predator utama, peran mereka dalam menjaga keseimbangan ekosistem sangat penting.
3. Elang Jawa
Dilansir dari laman Wikipedia, Elang jawa adalah salah satu spesies elang berukuran sedang dari keluarga Accipitridae dan genus Nisaetus yang endemik di Pulau Jawa. Satwa ini dianggap identik dengan lambang negara Republik Indonesia, yaitu Garuda. Dan sejak 1992, burung ini ditetapkan sebagai maskot satwa langka Indonesia.
Elang jawa adalah salah satu burung pemangsa terbesar dan paling tangguh di Indonesia. Sayap lebar, paruh kuat, serta penglihatan tajam membuatnya predator yang efisien.
Spesies ini merupakan hewan endemik Pulau Jawa dan sayangnya akibat ancaman perburuan dan hilangnya habitat mengancam eksistensi elang jawa.
Oleh karena itu, untuk menjaga keberadaannya, Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) memegang peran penting dalam upaya konservasi dan perlindungan bagi spesies unik ini.
4. Surili
Surili adalah spesies monyet Dunia lama terancam yang endemik pada sebagian pulau Jawa, Indonesia. Surili, juga dikenal sebagai lutung jawa, merupakan salah satu primata yang hanya ditemukan di Pulau Jawa. Hewan ini menyukai hutan primer dan penghuni pohon (arboreal).
Terdapat dua subspesies surili jawa: Presbytis comata comata yang ditemukan di Jawa Barat dan Presbytis comata fredericae yang menghuni hutan Jawa Tengah.
Ciri khas surili terletak pada bulu coklat gelap dengan perut yang berwarna cerah. Wajahnya yang cerdik serta ekspresif menjadikannya sorotan para peneliti dan pengunjung.
Sayangnya, populasi surili semakin terancam akibat kerusakan habitat dan perburuan yang ilegal. Oleh karena itu, pentingnya keberadaannya di Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) semakin meningkat.
Taman Nasional Gunung Ciremai menjadi perlindungan bagi berbagai spesies, termasuk kodok merah, surili, macan kumbang, dan elang jawa.
Melalui usaha konservasi dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga keanekaragaman hayati, peluang untuk melihat ketiga fauna langka ini di alam bebas semakin besar.