Siwindumedia.com – Musim kemarau panjang di wilayah Cirebon, Jawa Barat, membawa berkah bagi para tukang sumur bor manual. Jejep, salah seorang tukang sumur bor, dari Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon, biasanya hanya menerima satu pesanan dalam sepekan sebelum datangnya musim kemarau. Akan tetapi, selama musim kemarau, permintaan untuk jasa gali sumur bor mengalami peningkatan drastis.
“Kalau sekarang lagi musim kemarau, pengusaha bor lagi panen, banyak pesanan, kadang sehari bisa dua kali, kalau buru-buru bisa sampai malam ya tiga kali,” ungkap Jejep saat sedang melakukan penggalian sumur bor di Desa Kejuden, Kecamatan Plumbon, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Senin (4/9/2023).
Jika musim kemarau panjang seperti ini, omset Jejep dapat mencapai tiga kali lipat dari hari-hari biasa. Dalam satu pesanan, ia mematok biaya sebesar Rp 1.500.000. Dengan tingginya permintaan, ia bisa memperoleh uang sekitar Rp 4,5 juta dalam sehari.
“Kalau omzet bisa tiga kali lipat dari musim hujan, kalau musim hujan sehari kadang satu, seminggu kadang satu, kalau kemarau bisa dua kali sampai tiga kali dalam satu hari,” ujarnya.
Jejep menjelaskan, sebagian besar warga yang menggunakan jasa galian sumur bor saat ini adalah untuk memenuhi kebutuhan air bersih sehari-hari. Sedangkan, panggilan jasa untuk membuat sumur bor di sawah, diakuinya tidak banyak.
“Kebanyakan sih yang alatnya kayak gini (manual) buat kebutuhan rumah tangga. Kalau (panggilan untuk mengebor) sawah, kurang,’’ tegas Jejep.
Di musim kemarau ini, Jejep mengaku tidak terlalu sulit menemukan sumber air. Dia mengatakan, biasanya dapat menemukan air pada kedalaman tanah 10 hingga 14 meter.
“Sekali ngebor pakai alat manual paling dalam itu 14 meter. Tapi tergantung tanahnya. Kalau bagus, kedalaman 10 meter juga sudah keluar air,’’ tuturnya.
Jejep mengungkapkan, walaupun banjir orderan dan omsetnya meningkat berkali-kali lipat, tapi dia berharap agar musim kemarau panjang ini segera berakhir. Dengan demikian, masyarakat tidak kesulitan memperoleh air bersih.