SiwinduMedia.com – Tim Program Penguatan Pemerintahan dan Pembangunan Desa (P3PD) Lakpesdam PCNU Kabupaten Kuningan kembali digelar pada Jum’at (8/9/2023). Kegiatan yang diikuti oleh Pengurus Sekolah Lapang Desa Cikeusal tersebut dilaksanakan di Aula Balai Desa Cikeusal, Kecamatan Cimahi. Diikuti sebanyak 25 orang, dimana 13 peserta diantaranya adalah perempuan.
Hadir pada kegiatan tersebut Kepala Desa Cikeusal Bapak Mulya, Koordinator sekolah lapang Desa Cikeusal Rio, Koordinator TAPM Kabupaten Kuningan Komarudin Sudana SH, Wakil Ketua Lakpesdam PCNU Kuningan Okky Ayu Setyowati, dan Masyarakat Cikeusal yang berasal dari berbagai unsur diantaranya; Unsur Perempuan, Unsur Disabilitas, Pemuda, Lansia, Perangjat Desa, BPD dan Lembaga Desa Lainnya yang tergabung sebagai pengurus Sekolah Lapang.
Kepala Desa Cikeusal, Bapak Mulya, menyampaikan bahwa segenap warga Desa Cikeusal menghaturkan terima kasih atas terselenggaranya Team Building bagi Pengurus Sekolah Lapang di Cikeusal.
“Kami ucapkan terimakasih untuk Kemendes PDTT yang sudah menunjuk Desa Cikeusal sebagai salah satu Desa percontohan Desa Inklusif, dan Lakpesdam Kuningan yang sudah ikut andil dalam membangun kapasitas SDM masyarakat Desa Cikeusal” ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Ketua Lakpesdam PCNU Kabupaten Kuningan, Okky Ayu Setyowati menyampaikan apresiasinya terhadap perangkat Desa Cikeusal dan seluruh warga Desa Cikeusal khususnya yang tergabung dalam pengurus Sekolah Lapang.
“Terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya baik perangkat desa maupun pengurus sekolah lapang yang memiliki komitmen untuk mewujudkan desa inklusif khususnya Desa Cikeusal. Kegiatan Team Building ini merupakan metode ruang untuk bapak/ibu keterwakilan dari beberapa unsur masyarakat dalam mengusulkan ide atau gagasan dalam ikut serta membangun Desa Cikeusal. Dalam mewujudkan Desa Inklusif ada satu prinsip yang tidak boleh dilupakan yaitu No One Life Behind yang artinya tidak boleh ada satu orangpun dari unsur masyarakat manapun yang boleh ditinggalkan dalam proses pembangunan desa” terangnya.
Pada sesi penggalian gagasan usulan, Keterwakilan dari perempuan Ibu Aisyah menyampaikan bahwa kaum perempuan yang ada di Desa Cikeusal sebaiknya dilibatkan dalam proses pembangunan desa melalui pemberdayaan. Dengan harapan semoga lebih banyak lagi pelatihan-pelatihan yang melibatkan kaum perempuan khususnya.
“Harapan kami untuk pemerintah Desa Cikeusal, kaum perempuan harus sering diperhatikan dan dilibatkan dalam kegiatan-kegiatan pembangunan desa. Kami mengusulkan juga adanya pembentukan koperasi perempuan tiap RW. Contohnya pengumpulan swadaya dari ibu-ibu untuk membuat suatu bahan olahan, misalkan membuat siwang,” katanya.
Selain itu salah satu pengurus sekolah lapang dari unsur perempuan, Sefrilia Wilia yang merupakan salah satu penggerak kelompok perempuan di Desa Cikeusal, berharap melalui kegiatan sekolah lapang beberapa aspek harus diperhatikan diantaranya; Pendidikan Moral dan keterampilan bagi Pemuda Cikeusal, Pemberdayaan Kelompok Perempuan, dan Peningkatan Kapasitas semua unsur masyarakat kelompok rentan.
Pada sesi penyampaian materi, Koordinator TAPM Kabupaten Kuningan menyampaikan bahwa desa inklusi merupakan suatu desa yang mana dengan kondisi warganya secara sukarela untuk membuka ruang kehidupan dan penghidupan bagi semua warga desa yang diakomodir secara terbuka untuk bisa berpartisipasi secara setara serta mampu merangkul setiap perbedaan dalam menuju pembangunan desa.
“Desa inklusif ini merupakan ruang bapak/ibu untuk ikut berpartisipasi dalam konteks pembangunan desa, bapak/ibu didalam kegiatan ini diberikan ruang untuk mengusulkan gagasan/ide dalam menunjang kepentingan bapak/ibu. Misalkan unsur disabilitas yang mempunyai kreativitas dalam kerajinan membuat sangkar burung, itu bisa saja menjadi daya jual,” Pungkas komar.