Siwindumedia.com – Saat ini hampir diseluruh wilayah Indonesia mengalami kekeringan akibat kemarau panjang. Bahkan menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bahwa kondisi seperti ini diperkirakan akan berlangsung sampai akhir tahun untuk di beberapa wilayah di Indonesia.
Salah satu dampak yang bisa dirasakan akibat kemarau panjang ini yaitu polusi udara yang semakin meningkat terutama di daerah perkotaan. Curah hujan pun masih sangat rendah sehingga tanah menjadi kering hingga berdebu. Jum’at, (15/9/2023).
Kementerian Agama Yaqut Cholil Qoumas mengimbau umat Islam untuk melaksanakan Salat Istisqa’ atau salat meminta hujan.
“Ini bagian dari ikhtiar batin sekaligus bentuk penghambaan kita kepada Allah SWT, memohon agar Allah menurunkan hujan yang lebat merata, mengairi, menyuburkan, bermanfaat tanpa mencelakakan, segera tanpa ditunda Aamiin,” kata Yaqut Cholil.
Yaqut Cholil menerangkan bahwasannya sesuai dengan namanya, al-istisqa’ ialah meminta curahan air penghidupan (thalab al-saqaya). Para ulama Fiqh mendefinisikan Salat Istisqa’ sebagai salat sunah muakkadah yang dikerjakan untuk memohon kepada Allah SWT agar menurunkan air hujan.
“Salat Istisqa’ pernah dilakukan pada zaman Rasulullah Saw. Dalam hadis yang diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. disebutkan: “Nabi Muhammad Saw keluar rumah pada suatu hari untuk memohon diturunkan hujan, lalu beliau salat dua rekaat bersama kita tanpa azdan dan iqamat, kemudian beliau berdiri untuk khutbah dan memanjatkan doa kepada Allah SWT dan seketika itu beliau mengalihkan wajahnya (dari semula menghadap ke arah hadirin) menghadap ke kiblat serta mengangkat kedua tangannya, serta membalikkan selendang sorbannya, dari pundak kanan ke pundak kiri, begitupun ujung sorbannya (HR. Imam Ahmad),” jelas Kemenag Yaqut Cholil Qoumas dalam siaran pers Kementrian Agama.
Berkenaan dengan hadis tersebut, berikut tata cara Salat Istisqa:
1. Pelaksanaan Salat Istisqa’ sama dengan Salat Idulfitri/Iduladha. Sesudah Takbiratul Ihram, melakukan takbir 7 kali pada rakaat pertama, dan 5 kali takbir pada rakaat kedua. Setelah membaca Surat Al-Fatihah dan lainnya, lalu rukuk, sujud hingga duduk tahiyyat kemudian salam.
2. Khatib menyampaikan khotbah sama seperti khotbah Idulfitri/Iduladha. Khotbah dianjurkan mengajak umat Islam untuk bertaubat, meminta ampun atas segala dosa, serta memperbanyak istighfar dengan harapan Allah SWT mengabulkan apa yang menjadi kebutuhan umat Islam dan makhluk hidup lainnya pada saat kemarau panjang.