SiwinduMedia.com – Pesta demokrasi Pemilu serentak 2024 sudah di depan mata. Selain Pilpres dan Pileg, di tahun yang sama juga ada agenda Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak.
Di Kabupaten Kuningan sendiri sebagaimana telah diberitakan berbagai media, pasangan Bupati Acep Purnama dan Wakil Bupati HM Ridho Suganda, beberapa hari ke depan akan segera mengakhiri masa kekuasaan. Tepatnya Kamis, 4 Desember 2023 Acep-Ridho lengser dan digantikan sementara oleh Pj Bupati.
Selama hampir 1 tahun ke depan, Pj Bupati yang saat ini sudah diajukan ke Kemendagri, akan memimpin Kuningan dengan berbagai kebijakannya sesuai regulasi yang ada.
Berdasarkan keterangan Ketua KPU Kuningan Asep Z Fauzi, pihaknya belum bisa memastikan kapan tahapan Pilkada dimulai. Namun jika mengacu kepada Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016, Pilkada serentak akan digelar 27 November 2024.
“Jadwal Pilkada di UU Nomor 10 Tahun 2016 digelar tanggal 27 November 2024,” kata Asfa, sapaan Ketua KPU Kuningan, saat dikonfirmasi SiwinduMedia.com, Senin (13/11/2023).
Terkait adanya wacana dari pusat bahwa jadwal Pilkada serentak 2024 akan dipajukan ke September, Asfa membenarkan info tersebut. Namun hingga saat ini menurutnya, UU nomor 10 Tahun 2016 belum ada perubahan.
“Iya ada info begitu (Pilkada dipajukan ke September 2024, red), tapi ketentuan UU Nomor 10 Tahun 2016 belum ada perubahan,” jelas Asfa.
“Tahapan dimulai kalau sudah ada Peraturan KPU tentang Program dan Jadwal Pilkada,” sambungnya.
Sementara itu, meski hingga kini belum muncul nama-nama tokoh Kuningan yang berani menyampaikan kesiapan maju di Pilkada Kuningan 2024, sejumlah pengamat dan aktivis telah menerka-nerka siapa saja tokoh yang layak menggantikan Acep Purnama duduk di Singgasana Kursi Bupati Kuningan nanti.
Salah satu pengamat politik Kuningan, Ade Ahmadi, menyampaikan pandangannya terkait siapa-siapa saja tokoh yang dianggapnya layak menjadi pemimpin Kuningan masa depan. Dari analisanya selama ini, Ia menyebut ada 9 nama yang dikenal dan layak menjadi penguasa Kuningan ke depan.
Kesembilan nama tokoh itu, kata Ade, terdiri dari H Rokhmat Ardiyan, HM Ridho Suganda, Hj Rini Sujianti, dr H Toto Taufikurohman, H Dede Ismail, H Ujang Kosasih, Hj Elit Nurlitasari, dr H Asep Hermana, dan H Yanuar Prihatin.
“Kalau yang saya amati selama ini, ya ada sekitar 9 orang yang menurut saya cukup layak menjadi Bupati Kuningan. Mereka saya anggap tokoh di Kuningan yang sudah punya popularitas dan elektabilitas,” katanya, Senin (13/11/2023).
Layaknya kesembilan tokoh ini menjadi Bupati Kuningan bukan tanpa alasan. Ia merinci satu persatu kelayakan para tokoh tersebut, sesuai dengan yang selama ini juga diketahui publik.
H Rokhmat Ardiyan misalnya. Ade menggambarkan tokoh yang satu ini sangat layak menjadi Bupati Kuningan, terlepas nanti mau maju dari Partai Gerindra atau bukan. Ardiyan menurutnya, memiliki banyak kemampuan untuk melangkah menuju Pendopo Kuningan.
“Pak H Ardiyan ini pengusaha sukses, namanya sudah dikenal dimana-mana, duit banyak, relasi juga banyak. Karakter kepemimpinan sudah jangan ditanya lagi. Ya, lengkap lah,” tutur Ade, seraya mengatakan tidak masalah jika nanti Ardiyan terpilih menjadi anggota DPR RI, tinggal pilih saja.
Kedua, ada nama Wakil Bupati HM Ridho Suganda. Dikatakan, meski masih tergolong muda, Ridho memiliki kekuatan tersendiri sebagai trah dari mantan Bupati Kuningan H Aang Hamid Suganda (Alm) dan Hj Utje Ch Suganda (Almh). Jika Ridho bisa memegang teguh atau menjaga trah kedua orang tuanya tersebut dengan baik, maka dari partai manapun Ridho bisa dilirik untuk maju di Pilkada 2024.
“Sekarang kan Ridho itu politisi PDI Perjuangan dan menjabat Wakil Bupati berpasangan dengan Pak Acep. Nah, Ridho ini punya nama besar Ayahnya, Almarhum Pak H Aang Hamid Suganda, dan Ibundanya, Almarhumah Ibu Utje. Pak Ridho ini kalau punya niat membangun Kuningan, mestinya maju saja untuk meneruskan perjuangan kedua orang tuanya dulu. Trah Suganda itu masih kuat lho,” sebutnya.
Yang ketiga berdasarkan analisa Ade, ada nama Hj Rini Sujianti. Owner RS Juanda Kuningan ini menurutnya juga sangat layak memimpin Kuningan. Meski suaminya sudah tidak ada, akan tetapi nama Hj Rini cukup dikenal di tengah masyarakat, terlebih berbagai kegiatan sosial sering dilakukan secara rutin, baik melalui RS Juanda maupun dengan organisasi kewanitaan yang dipimpinnya di Kuningan.
“Bu Rini ini kelihatan low profile. Dulu waktu nyalon DPR RI dari NasDem, suarnya luar biasa lho dari Kuningan. Kalau kata saya beliau layak jadi Bupati Kuningan, seperti Pak H Ardiyan, Bu Rini punya segalanya,” ujarnya.
Berikutnya yang ke-4, ada nama dr H Toto Taifikurohman Kosim. Menurut Ade, dr Toto pun tak kalah populernya dibanding yang lain. Ketua DPC PPP Kuningan ini sudah memiliki bekal popularitas dan elektabilitas dari sisa Pilkada 2018 lalu.
“Pak dr Toto dulu kan hampir menang sebagai Bupati. Kalau gak salah pasangannya dengan Yosa. Beliau juga layak maju lagi nanti di Pilbup Kuningan 2024, apalagi sekarang memegang kendali PPP Kuningan. Namanya masih melambung dan pasti masih banyak loyalisnya yang dari dulu tetap setia sampai sekarang,” tutur Ade.
Yang fenomenal, lanjut Ade, ada 2 nama yang kini menjadi pimpinan DPRD sekaligus masing-masing sebagai Ketua Partai. Mereka adalah H Dede Ismail (Ketua DPC Partai Gerindra) dan H Ujang Kosasih (Ketua DPC PKB). Dengan basis masa partai Gerindra dan PKB yang luar biasa, kata Ade, Dede Ismail dan Ujang Kosasih pun cukup layak memimpin Kuningan ke depan.
“Untuk Pak Dede Ismail dan Pak Ujang Kosasih, siapa sih yang tidak kenal mereka? Keduanya tokoh politik tulen di Kuningan. Apalagi dulu kalau gak salah saya baca berita, Pak Dede dan Pak Ujang sempat menyampaikan siap maju jadi Bupati Kuningan. Atau cocok disandingkan menjadi pasangan Bupati dan Wakil Bupati,” ungkapnya.
Selanjutnya dari unsur perempuan, selain Hj Rini, ternyata Ade menganggap layak nama Hj Elit Nurlitasari sebagai Calon Bupati Kuningan. Meskipun saat ini nyaris tidak muncul ke publik melalui pemberitaan media, menurutnya Elit masih bisa dan layak maju, seperti dulu dirinya pernah maju sebagai Cawabup berpasangan dengan H Kamdan.
“Jangan dikira ya, walau sekarang Bu Elit jarang muncul ke publik, tapi pandangan saya sih beliau bisa saja nanti tiba-tiba muncul. Cocok juga dan layak maju di Pilkada Kuningan. Walau katanya beliau sekarang nyalon dewan, tapi itu juga tidak jadi soal. Harus ada yang maju kalangan perempuan dari wilayah Kuningan timur. Bu Elit kan dari Kecamatan Luragung,” sebutnya.
Yang ke-7, nama Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dr H Asep Hermana, dipandang Ade cukup layak untuk maju sebagai calon Bupati Kuningan 2024-2029. Menurutnya, ada keistimewaan khusus pada sosok dr Asep, selain seorang dokter, dia juga sebagai Ustadz yang banyak memberikan pencerahan kesehatan kepada masyarakat berdasarkan ajaran agama.
“Nah, Pak dr Asep juga saya dulu pernah dengar selentingan beliau mau mencalonkan Bupati Kuningan. Ya memang layak beliau memimpin Kuningan. Punya keahlian sebagai dokter dan juga Ustadz, tidak diragukan lagi. Tinggal nanti mau dari partai apa yang cocok dengan pribadinya,” ujar Ade.
Terakhir, Ade menyebut yang juga layak jadi Bupati Kuningan adalah Wakil Ketua Komisi II DPR RI dari Fraksi PKB, H Yanuar Prihatin. Anggota Dewan RI 2 Periode yang maju dari Kuningan dan 3 daerah lainnya di Jabar X itu, pun dikatakannya punya kriteria dan layak jadi Bupati Kuningan.
Yanuar sendiri, kata Ade, merupkan putra kesayangan dari Almarhum KH Ahmad Bagja. KH Ahmad Bagja adalah Sekjen PBNU era Gus Dur, tercatat sebagai tokoh nasional yang berangkat dari Desa Pajawan Kidul Kecamatan Maleber Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.
“Pak H Yanuar Prihatin punya trah dari ayahnya Almarhum KH Ahmad Bagja yang sangat dekat dengan Almarhum Gus Dur. Dulu Pak Ahmad Bagja sebagai Sekjennya ketika Gus Dur jadi Ketua PBNU. Jelas Pak Yanuar layak jadi Bupati Kuningan, secara tidak langsung mungkin saja ada pesan moral dari Ayahnya untuk membangun Kuningan,” tutur Ade.
“Pak Yanuar juga kita perhatikan begitu banyak kontribusi untuk Kuningan melalui posisinya sekarang sebagai anggota DPR RI dari Kuningan,” tambahnya.
Lalu bagaimana jika nanti Acep Purnama kembali maju sebagai Calon Bupati Kuningan periode mendatang?, Ade mengungkapkan jika memang KPU membolehkan Acep maju karena masih terhitung masih satu periode, itu bisa saja.
“Kita juga masih belum jelas Pak Acep ini sudah masuk 2 periode atau belum. Kalau sudah 2 periode kan gak bisa. Tapi nanti bisa ditanyakan lagi ke KPU penjelasannya seperti apa. Kalau tidak salah dulu KPU pernah menjelaskan, Pak Acep masih bisa, karena belum 2 periode,” pungkasnya.