SiwinduMedia.com – Setiap memasuki bulan Ramadhan, Obrog menjadi aktivitas yang sering dijumpai dibeberapa daerah di wilayah Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan.
Tujuan utama dari tradisi ini yaitu untuk membangunkan orang sahur selama bulan Ramadhan. Rombongan musik Obrog biasanya akan berkeliling kampung, mereka akan menyusuri jalan-jalan dan gang-gang dengan memainkan alat musik dan sebagainya.
Di beberapa wilayah, obrog juga biasa dilakukan pada waktu-waktu tertentu seperti malam takbiran ataupun setelah Lebaran.
Seiring perkembangan zaman, Obrog telah mengalami perubahan konsep dan pelaksanaan. Jika dulu Obrog identik dengan alat musik tradisional seperti, calung, beduk dan kentungan, kini tradisi ini divariasikan dengan alat musik modern alat musik modern seperti gitar elektrik, bass, organ, tamborin, dan lain-lain.
Dari pantauan SiwinduMedia.com, Senin (18/3/2024) di Desa Cilaja Kecamatan Kramatmulya, ada beberapa group Obrog yang konsisten setiap bulan Ramadhan selalu hadir membangunkan warga di jam-jam mendekati waktu sahur.
Group Obrog Markonah Nada salah satunya, group yang berasal dari Kampung Puhun, blok Dukuh, Desa Cilaja yang beranggotakan 3 orang perempuan dan 2 orang laki-laki ini hampir setiap tahun tidak pernah absen untuk membangunkan sahur.
Untuk Obrog Markonah Nada sendiri, dalam membangunkan sahur hanya memakai speaker portable yang dibawa menggunakan gerobak sorong. Sementara untuk sumber musiknya, dengan memutar lagu-lagu karaoke dari Handphone.
Rully, ibu dengan 3 anak, yang menjadi pimpinan Obrog kepada SiwinduMedia.com menyampaikan mengenai keikutsertaannya dalam kegiatan yang rata-rata didominasi kaum Adam ini.
“Saya sih tidak malu atau apa lah ya, dalam hal ini saya rasa tidak ada perbedaan gender. Laki-laki atau perempuan bebas aja, yang mau ikut silahkan,” kata Rully.
Menurutnya dengan membentuk kelompok Obrog Markonah Nada menjadi keasyikan tersendiri. Selain bisa membantu warga untuk makan sahur, juga menjadi ajang hiburan penyaluran hobi.
“Selain mencari pahala, membangunkan warga Desa untuk makan sahur. Juga untuk menyalurkan hobi menyanyi saya,” ucapnya sambil tertawa.
Masyarakat menganggap bahwa tradisi Obrog wajib dilestarikan. Sebab, tradisi ini sangat dinantikan oleh masyarakat setiap bulan Ramadan. Bahkan beberapa orang menganggap bahwa Ramadan kurang lengkap tanpa tradisi Obrog.